Pernah menghayal sebuah kisah
Tentang ukhuwah
Cerah nan mencakrawala
Pada-Mu, dahulu kumunajatkan
itu…
Cepat-lambat, silh-berganti,
mengisi , saling memberi
Hingga bergulir waktu
Tersadar dimensi itu mulai hadir
membatasi
Tatap juga sua kita mungkin tak lincah lagi
Yang silam tak terpisah, bersama
mengunggul misi
Kadang perlu keacuhan untuk sejenak
melupakan
Maka tak butuh menyalahkan, beralihlah pada keyakinan
Begitu sunnah-Nya
Mematangkan diri, semangat kala diuji
Tak sampai seberat Siti Hajar
yang tegar sendiri di Mekkah
Tak sebanding perih Nabi Nuh saat
istri dan anaknya memilih ‘pergi’
Jauh tak sepedih Rasul saat melewati
amul huzni
Hanya saja dalamilah
Ini kemestian,
Dilewati untuk sebuah kepastian
Menjadi begitu lekat dalam
memoar ini
Saat berharaga membersamai, memaknai
‘ketamayyuzan’ yang ada
Lewat si pemalu mengajarku
menjaga izzah
Dari yang optimis ku belajar mengejar visi
Ia yang diamnya tak luput
menginspirasi
Untuk sang karang yang terlalu
tegar
Ada wajah sumringah, penuh canda
Sosok menenangkan penuh
pertimbangan
Yang dianugrah lisan nan
mengesankan
....
Terbungkam kita dalam serak nada
Mungkin inilah waktunya
Membuktikan kemurnian yang lama dijanjikan
Beriring asa semuanya masih kan
sama
Kini atau nanti
………………………………………………………………………….
Masih tentang Ukhuwah
Yang cerah nan mencakrawala
Pada-Mu tak henti kumunajatkan
itu
Hanya saja
Ada harap yang sedikit berbeda
Aku meminta keteguhan hati
Agar tetap istiqomah, mencintai
mereka yang azzamnya menancap merindu surga
Karena tak terkalah ia oleh
dimensi
Eleginya terus bertambah
Tak lekang, lewat pancaran iman
Tibanya berkali-kali nanti
Jika menemui rasa ini membuncah,
tumpah ruah
Aku titipkan pada-Mu ya Rabbi
Yang maha Hafizdh
Seikat rindu untuk hurin ‘in itu…
Yang tak lelah memberi warna
Mengikat energi cinta dalam
butiran rasa
Semambahana Gairah
mengukir jejak penghulu surga