Memoar
Biru
Jika melirik biru
Pasti kau tahu
Tentang kisahnya yang menyejarah
Anggunnya bak belantara
Layaknya aku
Takjub, terpikat,
terpesona, tersyukur
Dia si biru
Mengubah dari warna
abu-abu
Memberi cerah pada
keredupan
Madrasah sebuah makna perjuangan
Aku yang paling tahu tentangnya
Yang punya cita besar untuknya
Yang paling kesal jika ada yang
tega menyakitinya
Walau
Tak pernah semua tampak,
terekspresikan
Selalu terkunci dalam diam
Merapat pada kesunyian
Terpenjara dalam ruang harapan
Pernah ingin tertanya
Sekedar mendengar kau
bicara
Tapi tak usahlah
Lebih baik kau diam saja
Menahankan birumu
Tak kuat nantinya mendengar kesahmu
Tak mampu menghiburrmu
Terekam kurang dari sewindu lalu
Terkoar namamu
Mengharu biru
Meski pernah tak terlalu dulu
Ada yang perih menyayat kalbu
Tentangmu,
Begitu mengusikku,
Menyisa pedih berjuta hikmah
Saat warna lain yang bercerita
sedang biru hanya diam
Bukan pertanda kau hitam, padam
Untuk kesekian kalinya
Dalam diam tetapku
percaya
Walau bukan lagi aku
yang paling tahu
Walau terkalahku dengan
besar pengorbanan lain padamu
Walau mungkin kini aku
lebih acuh
Tenanglah, kau pasti
tersenyum lega
Cukup percaya saja
Banyak mata pena tajam
di sekelilingmu
Bertabur busur panah menjagamu
Mereka yang paling tahu
Paling mengerti
memperlakukanmu
Yang menyadarkan
Bukan cinta jika tanpa
amal
Sungguh, tak jadi heroik
dalam keterpakuan