Lupakah Kita Amalan yang Allah
Cinta?
Hidup
terasa begitu singkat jika tak dipahami hakikatnya. Sebagai seorang hamba,
apalagi yang berlebel aktivis dakwah harusnya memilki pandangan dan pijakan
hidup yang tidak biasa. Setiap kita hendaknya menyadari bahwa jatah usia yang
Allah berikan terbatas pada mahkluk-Nya (Q.S Al-Ankabut: ) padahal syurga
adalah yang kita damba. Kita juga tak dapat menebak kapan saatnya ajal tiba,
dan yakinilah bahwa setiap perguliran waktu dosa senantiasa hadir dan mengikuti
tanpa disadari. Lalu apa yang mesti dilakukan? Kita mesti cerdas, cerdas
sebagai hamba, cerdas dalam bertaqwa. Cerdas dalam ibadah dan bermahabbah
pada-Nya.
Kecerdasan seorang hamba adalah
ketika dia beramal, dia begitu faham dengan ilmunya.. nah, perkara ini yang
terkadang tidak begitu diperhatikan, dan sering terlewati dalam rutinitas
ibadah kita. Banyak yang beribadah tetapi belum merasakan kedekatan dengan
Allah, apakah salah pada cara atau niatnya? Wallahu ‘alam. Yang pasti ketika
ilmu senantiasa mengiring dalam amal, akan hadir ketenangan bagi yang
mengamalkannya. Beribadah itu sebuah pembelajaran. Lalu apa hubungannya dengan
keterbatasan waktu hidup manusia di dunia? Jawabannnya adalah kita harus cerdas
dalam prioritas ibadah. Pastikan ibadah kita adalah ahsanul amalah, yang begitu
Allah cinta dan kia pun merasakan hikmahnya. Dengan apa memastikannya? Bi ilmi,
dengan tsaqofah yang ada pada diri kita.
Kita mesti faham, amalan apa saja
yang utama di mata Allah. Berdakwah? Benar, begitu active income pahala yang
diberikan Allah kepada seorang da’i.. pertanyaannya apakah setiap orang
tergerak hatinya untuk menyeru pada kebaikan dan melaksanakan sunnah rasul “ballighu anni walau aayah”, ternyata
tidak. Banyak yang masih merasa nyaman pada posisi ‘objek’ dan tidak sedikit
yang memilih sebagai penentang. Lalu masalahkah itu untuk kader dakwah? Bukan
karena itulah dinamika yang Allah berikan khusus pada penggiat risalah. Yang
jadi masalah adalah diri kita. Yang mengaku aktivis dakwah.
Sadarkah kitalah mungkin yang jadi
penyebab terhambatnya kemenangan dakwah? Terlalu ekstrem mungkin tapi inilah
realita yang melanda. Banyak aktivis dakwah yang amanahnya seabrek, jam
terbangnya tinggi tapi terlalai dalam urusan ruhiyah. Padahal bagaimana mungkin
do’a-do’a kita diijabah, kemenagan dakwah ini akan Allah berikan ketika tak ada
kedekatan kita pada-Nya. Setiap hari berkutat pada amanah, mobilitas haroki
tanpa ada asupan gizi..
Teruntuk aktivis dakwah, pengemban
risalah sadarlah kita yang sedang Allah awasi. Jangan sampai salah orientasi,
sibuk berdakwah hingga lupa amalan yang Allah cinta.
# Dari Abdullah bin Mas’ud Rhadiallahu Anha, dia berkata, "saya pernah bertanya kepada
Rosululloh Sholallahu ‘Alaihi Wa sallam, "Apakah perbuatan
yang paling utama?" Beliau menjawab, "Shalat tepat pada
waktunya." Dia berkata, "Saya bertanya lagi, kemudian apa?"
Beliau menjawab, "Berbuat baik kepada kedua orang tua." Dia berkata,
"Saya bertanya lagi, lalu apa?" Beliau menjawab, "Jihad di jalan
Alloh." Maka saya tidak menambah pertanyaan melainkan untuk melaksanakan
dan menjaga hal tersebut.
Shalat
di awal waktu adalah amalan yang begitu Allah cintai ,begitu sabda Nabi. Tapi,
banyak yang lebih memilih ke kantin ketika waktu dzuhur hampir tiba, shalat
ashar mesti diundur karena taujih yang dilaksanakan belum selesai, begitu pun
waktu maghrib di akhir waktu bahkan sering dijama’ karena masih berada dalam
kendaraaan. Allah maha tahu, sungguh Ia maha mengetahui.. Apakah ada ruksoh untuk kita mengundur waktu
shalat? Tidak ada jawabnya. Karena fisik kita bugar, fikiran kita sehat, bahkan
terlebih kita seorang aktivis yang mengemban misi dakwah. Lalu apa beda kita
dengan teman-teman lainny? Bukankah hal yang ditanamkan di awal perjalanan kita
adalah aqidah, ya salimul aqidah.
Bagaimana aqidah yang bersih, baik
akan menghantarkan pada ketenagan hati.. Jangan sampai kita mendalih dakwah
sebagai alasan untuk lalai pada yang fardhu. Jangan sampai orientasi kita
adalah agenda dakwah, bukan ridho-Nya. Jadikan pribadi kita pribadi yang
benar-benar Allah cinta, karena ibadah kita yang optimal dan dakwah kita yang
tak mengenal kata lelah. Mungkin selama ini kita tak sadar, Allah menanti kita
kembali.. Tidak ada rukshoh untuk yang fardhu dan tidak ada komparasi dalam
urusan itu..
- Catatan
ini murni untuk menasihati diri sendiri
Iko, follow blog sil ye
BalasHapussilvianasalsabilla.blogspot.com atau di wordpress : silvianasalsabilla.wordpress.com
keren blog mu :)
baru kali ini ketemu iko didunia maya...:p