Senin, 25 Februari 2013

Titipan Seikat Rindu


Pernah menghayal sebuah kisah
Tentang ukhuwah
Cerah nan mencakrawala
Pada-Mu, dahulu kumunajatkan itu…

Cepat-lambat, silh-berganti, mengisi , saling memberi
Hingga bergulir waktu
Tersadar dimensi itu mulai hadir membatasi
Tatap  juga sua kita mungkin tak lincah lagi
Yang silam tak terpisah, bersama mengunggul misi

Kadang perlu keacuhan untuk sejenak melupakan
Maka tak butuh menyalahkan, beralihlah pada keyakinan
Begitu sunnah-Nya
Mematangkan diri, semangat kala diuji
Tak sampai seberat Siti Hajar yang tegar sendiri di Mekkah
Tak sebanding perih Nabi Nuh saat istri dan anaknya memilih ‘pergi’
Jauh tak sepedih Rasul saat melewati amul huzni
Hanya saja dalamilah
Ini kemestian,
Dilewati untuk sebuah kepastian

Menjadi begitu lekat dalam memoar ini
Saat berharaga membersamai, memaknai ‘ketamayyuzan’ yang ada
Lewat si pemalu mengajarku menjaga izzah
Dari yang optimis ku belajar mengejar visi
Ia yang diamnya tak luput menginspirasi
Untuk sang karang yang terlalu tegar
Ada wajah sumringah, penuh canda
Sosok menenangkan penuh pertimbangan
Yang dianugrah lisan nan mengesankan
....
Terbungkam kita dalam serak nada
Mungkin inilah waktunya
Membuktikan kemurnian yang lama dijanjikan
Beriring asa semuanya masih kan sama
Kini atau nanti
………………………………………………………………………….

Masih tentang Ukhuwah
Yang cerah nan mencakrawala
Pada-Mu tak henti kumunajatkan itu
Hanya saja
Ada harap yang sedikit berbeda

Aku meminta keteguhan hati
Agar tetap istiqomah, mencintai mereka yang azzamnya menancap merindu surga
Karena tak terkalah ia oleh dimensi
Eleginya terus bertambah
Tak lekang, lewat pancaran iman

Tibanya berkali-kali nanti
Jika menemui rasa ini membuncah, tumpah ruah
Aku titipkan pada-Mu ya Rabbi
Yang maha Hafizdh
Seikat rindu untuk hurin ‘in itu…
Yang tak lelah memberi warna
Mengikat energi cinta dalam butiran rasa
Semambahana Gairah
mengukir jejak penghulu surga

17 komentar:

  1. Balasan
    1. Kita sudah temenan ya
      Pujangga?
      belajar dari 'penyuka bunga' ukh mungkin lebih tepatnya ^_^

      Hapus
    2. Belum.. sok sok kenal kamu aja..

      Waah, penyuka bunga itu lebih pujangga berarti y
      Dak ad tulisan2 join2ny ukh nak kawanan

      Hapus
  2. hmm, mw bialng apa ya,.

    pujangga, sepakat samo windi ^_^
    dpt pembendaharaan kata baru "hurin'in"

    ah kalian,.

    BalasHapus
  3. Ahlan wa sahlan ^^
    akhirnya lengkap dua 'penyuka bunga'. Kisah mawar, melati, dan white rose yang tersimpan rapi. Berharga dan sarat hikmah.

    BalasHapus
  4. Hurin 'in itu apa y artinya?

    Bco tulisan ttg ini di blog kalian. Ehm, ad yg bergetar-getar di hati.
    #Makin cinta deh ^.^)

    Try hijrahlah ke blogspot

    BalasHapus
  5. Bidadari bermata jeli ukh..
    bahagia berkesempatan membersamainya di dunia. Kita punya cita yang sama, lebih dari itu di mata-Nya..

    BalasHapus
  6. Nak otak-atik otak dulu terjemahin bahasa iko ^.^)"
    Iy lah, sarjana bahasa dan sastra

    Kita sdh temenan sekarang ukh, tgl difoollow balik

    BalasHapus
  7. iko mawar merah ye ^_^

    bahasa iko tinggi nian yo win.
    anak mana ini? psti anak bahasa #Eh

    win : lah ado blogspot, eh lupo psword :)

    BalasHapus
  8. Agak susah dicerna ya, maklum ukh tergolong pemula..

    mawar dan melati itu hak patenny windi tray. White rose punya sp ya kr2? ****
    dan Aku, hanya belajar dari penyuka bunga (:

    BalasHapus
  9. idak dimakan ko, jd idak sulit jg dicerna :)

    itu picture iko mawar merah, hayoo ngaku ajah.
    with rose itu punya tetangga sebelah ko ^_^

    nak komen blog windi tapi dak biso :(

    BalasHapus
  10. Try nak komen yg mano? Perasaan di "halaman persembahan" sdh ad komen tu..

    Ukh Mawar & Ukh Melati
    Try (Mawar), Iko (Melati)
    Aku punya maknanya sendiri, yang pasti dengn keistimewaanya masing2
    #Jangan penasaran ya, sampai kejar-kejar.. Hiww

    Mimbar2 dari cahaya, ingin dapatkan itu.
    Kita duduk berhadapan diatas dipan dipan
    Baju baju kita bercahaya, begitu juga dengan wajah kita memancarkan cahaya
    Saling bercerita, saling memberi, menasehati, dan mengunjungi, tak lupa saling mendoa
    Penuh canda tawa, berlarian di tempat itu yang dibawahnya mengalir sungai-sungai
    Kita bermain main, disana kita biasa berkunjung ke rumah para sahabiyah.
    Bertemu khadijah, Aisyah, Fatimah, dan banyak lagi para bidadari2 disana.
    Membuat wajah kita merah mudah
    Air mata kita tak tahan jatuh menetes
    Lisan kita tak berhenti memujiNya
    Tak ada kesedihan, yang ada hanyalah senyuman

    Maka
    Izinkan aku mencintai kalian karena Allah
    Boleh ya??

    BalasHapus
  11. mawar darimana ya,. #think
    hmm jd penasaran maknanya,.

    diizinkan dak yo ko utk pertanyaan yg terakhir,.

    boleh-boleh,. asalkan.....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Asalkan??
      Hmm, ad syarat

      Apa..apa syaratnya?
      Buat seribu candi? Pindahin gunung? Atau harus ada sepatu kaca?

      Hapus
  12. aamiin ya Rabb ,dapat bertemu sahabiyah kelak

    BalasHapus
  13. Iko : ini blog baru nya ukh.. Yg lm sdh dak aktif

    windiagustin08.worpress.com

    BalasHapus